Tampilkan postingan dengan label ilmu pengetahuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ilmu pengetahuan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Januari 2013

| |
0 komentar

“AGROBAKTERIUM DAN GEN GUN
Tanaman transgenik pada umumnya dibuat dengan cara memasukkan gen yang diinginkan (gene of interest) kepada tanaman tertentu (Arabidopsis, padi, jagung, tomat, kedelai, dan lain-lain). Namun perlu dicatat bahwa memasukkan suatu gen ke dalam tanaman bukanlah serta merta seperti menyuntikkan obat kepada orang yang sakit, namun memerlukan perantara. Salah satu perantaranya adalah Agrobakterium, yaitu bakteri tanah yang menyebabkan tumor pada tanaman  . Meskipun ada banyak galur Agrobakterium, sampai saat ini hanya Agrobacterium tumefaciens yang digunakan untuk perantara transfer gen pada tanaman.
Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri tanah yang dapat menyebabkan penyakit tumor pada beberapa tanaman. Bakteri menginfeksi melalui bagian yang luka pada batang tanaman dan mengakibatkan tumor pada daerah sekitar akar dan batang tanaman. Penyebab pembentukan tumor bukan berasal dari bakteri itu sendiri tetapi dari plasmid yang dikenal dengan plasmid Ti. Ukuran DNA plasmid Ti cukup besar, berkisar antara 140-235 kb (1 kb = 1000 pasang basa). Selama menginfeksi, sebagian kecil dari DNA plasmid Ti (15-30 kb), disebut T-DNA, ditransfer kedalam inti sel tanaman dan tersisipi kedalam DNA inti sel tanaman. Dari sini T-DNA sudah terintegrasi dan stabil terpelihara dalam genom sel.
T-DNA membawa gen yang bertangung jawab terhadap pembentukan tumor dan sintesa asam amino yang dikenal sebagai opine. Opine digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen untuk menginduksi strain Agrobakterium. Strain-strain Agrobacterium dapat digolongkan berdasarkan jenis opine yang disintesa. Jenis opine yang umum adalah oktopine dan nopaline.
Gen-gen yang bertanggung jawab untuk transfer T-DNA juga terdapat dalam plasmid Ti yang disebut gen-gen virulen (gen vir). Infeksi Agrobakterium memerlukan jaringan tanaman yang luka karena gen vir dapat terinduksi oleh senyawa fenolik yang dilepaskan ole sel-sel tanaman yang terluka. Bagian dari plasmid Ti yang ditransfer dan terintegrasi kedalam genom tanaman adalah potongan T-DNA yang dibatasi oleh batas (border) kiri dan kanan (Gambar J-10.2). Daerah ini merupakan potongan DNA berukuran relatif pendek berisi urutan 25 pasang basa yang berulang. Setiap potongan DNA yang tersisipi diantara kedua batas T-DNA akan ditransfer dan diintegrasikan kedalam genom tanaman. Oleh karena itu plasmid Ti merupakan vektor yang sangat cocok untuk mengintroduksi gen-gen asing ke dalam tanaman.
Sebelum vektor plasmid Ti digunakan untuk mentransfer gene asing, maka gen-gen yang akan mengekspresikan pembentukan tumor harus dinon-aktifkan atau dibuang. Plasmid Ti yang sudah tidak mempunyai gen penyebab tumor disebut vektor ”dis-armed”. Sel-sel tanaman yang sudah terinfeksi plasmid tersebut tidak akan menghasilkan tumor dan akan menjadi tanaman normal.

Transformasi Gen ke Agrobakterium
Yaitu dengan cara bahwa gen (plasmid DNA hasil kloning) harus dimasukkan dulu (transformasi) ke Agrobakterium sebelum ditransfer ke tanaman. Ada dua cara yang digunakan untuk transformasi ke Agrobakterium, yaitu dengan metode electrophoration atau heat shock. Namun kali ini, akan dijelaskan dengan cara heat shock. Seperti biasa, sebelum transformasi, kita harus membuat sel kompeten dulu. Cara membuat sel kompeten Agrobakterium galur GV3101 sama dengan cara membuat sel kompeten untuk E. coli Namun ada sedikit perbedaan, yaitu:
  1. Media yang digunakan, untuk Agrobakterium medianya adalah YEP
  2. Antibiotiknya, yang dimaksud di sini adalah endogenous antibiotik yang dibawa oleh galur tertentu dan tidak dimiliki oleh galur lainnya. Untuk GV3101, antibiotiknya adalah gentamycin.
Sedangkan tahapan transformasinya sama persis dengan transformasi metode heat shock pada E. coli Yang berbeda adalah media-nya yaitu YEP plate agar. Selain itu Agrobakterium adalah mikroba yang memiliki pertumbuhan lebih lambat dari pada E. coli, sehingga inkubasinya membutuhkan waktu selama 48 jam (2 hari).
Ada 2 galur Agrobakterium yang biasa dipakai untuk transfer gen. Yang pertama yaitu GV3101. Galur ini biasanya dipakai untuk transfer gen pada tanaman model Arabidopsis. Ada kemungkinan juga bisa dipakai pada tanaman dikotil lainnya yang satu family dengan Arabidopsis. Galur lainnya adalah LBA 4404, yang biasa dipakai untuk transfer gene pada tanaman padi, jagung, atau tanaman monokotil lainnya. Perlu diingat juga bahwa metode transformasi gen pada tanaman adalah sangat spesifik artinya setiap species tanaman memiliki cara yang unik dan berbeda dengan tanaman lainnya. Misalnya untuk tanaman Arabidopsis, metode yang digunakan adalah floral dip (1), sedangkan untuk padi menggunakan metode callus transformation (2). Transformasi gen ke tanaman memiliki arti memasukkan gen (gene of interest) yang telah diisolasi ke tanaman tertentu melalui bantuan Agrobakterium. Jadi tahapannya jelas, yaitu setelah tahapan kloning selesai dan klon telah ditransformasi ke Agrobakterium.

Kali ini akan dijelaskan bagaimana caranya melakukan transformasi pada tanaman Arabidopsis.
Untuk Arabidopsis, ada dua cara yang sampai saat ini masih terus dipakai di sebagian besar laboratorium bioteknologi tanaman, yaitu: floral dip (1,2) dan spray (3). Meskipun masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan, namun keduanya memiliki efisiensi yang sama. Floral dip biasanya dipakai jika pada saat transformasi hanya menggunakan tidak lebih dari lima macam konstruk yang berbeda. Sedangkan untuk transformasi dengan konstruk yang berjumlah puluhan pada saat yang bersamaan, maka pilihan terbaik adalah menggunakan metode spray. Satu hal yang perlu dicatat adalah, meskipun metode spray mudah, namun perlu waspada dengan cross contamination pada saat melakukan transformasi.
Berikut tahapan bagaimana melakuan transformasi pada tanaman Arabidopsis:
  1. Inokulasikan Agrobakterium (biasanya strain GV3101) yang telah mengandung konstruk tertentu pada 5 mL media YEP atau LB (dengan antibiotik yang sesuai, misal: Gentamycin, Rifampicin, Kanamycin) selama semalam (overnight) pada suhu 28 atau 30 derajat celcius.
  2. Transfer overnight culture pada 500 mL YEP atau LB media dengan antibiotik yang sesuai, lalu inkubasikan pada suhu 28 atau 30 derajat celcius selama 8 atau 9 jam.
  3. Sentrifuse sel dengan kecepatan 6000 rpm, selama 10 menit pada suhu 4 derajat celcius.
  4. Buang supernatan dan resuspend dengan media MS (tanpa diautoclave), tentukan OD600 = 0.7-0.8.
  5. Tambahkan Helper (Vac-IN-STUFF, atau Silwett) sebanyak 20 microliter per 100 mL volume culture. Mix.
  6. Lanjutkan dengan transformasi (floral dip).
  7. Caranya dengan cara dipping (menenggelamkan) bunga selama 10 sampai 20 detik.
  8. Ulangi dipping sampai 3 atau 4 kali.
  9. Rebahkan tanaman selama 2 hari dalam kondisi gelap.
  10. Tegakkan lagi, dan tumbuhkan seperti biasa sampai menghasilkan biji.
  11. Panen biji dan lanjutkan dengan seleksi biji yang mengandung gen yang telah dimasukkan.
  12. Catatan: persiapan untuk metode spray sama, cuman nomor 6 digantikan spray.


“GEN GUN”

Latar Belakang:
Gen gun diciptakan sebagai cara baru untuk transformasi gen. Hal ini dirancang oleh John Sanford di Cornell University pada tahun 1987dan disisipkan materi genetik baru ke dalam sel tanaman sehingga jauh lebih mudah daripada metode sebelumnya, seperti penggunaan virus atau agrobacterium. Pistol gen memiliki berbagai kegunaan dan dapat digunakan pada banyak organisme seperti bakteri, ragi, dan garis sel mamalia, terutama yang sebelumnya telah sulit atau tidak mungkin untuk transfect seperti sel primer. Transformasi tidak hanya berlaku untuk organisme uniseluler, tetapi juga seluruh objek seperti daun atau binatang seluruh: (. Wetterauer, Brigit et al) Drosophila dan tikus. Telah sangat berguna untuk kloroplas juga karena tidak ada bakteri atau virus yang diketahui menginfeksi kloroplas dan metode ini telah memungkinkan cara untuk memperkenalkan DNA asing ke dalam kloroplas.
Ada tiga metode umum dari rekayasa genetik: metode plasmid, metode vektor, dan metode (gen gun) biolistic. Yang paling terkenal dari tiga adalah metode plasmid, yang umumnya digunakan untuk mengubah mikroorganisme seperti bakteri. Metode vektor mirip dengan metode plasmid, namun produk dimasukkan langsung ke dalam genom melalui vektor virus. Metode ketiga adalah metode biolistic yang akan dibahas secara rinci di bawah.  Lihat Tabel ini membandingkan efisiensi metode transfeksi seperti retrovirus, adenovirus, injeksi liposom, DNA langsung, dan metode biolistic. Efisiensi dari sistem senjata gen bervariasi, dengan sel-sel kulit menunjukkan serapan terbesar 10-20% (Yang, 1990). Sistem ini telah menggunakan modern dan telah digunakan untuk menyampaikan suatu asam berbasis vaksin hepatitis B nukleat baik tikus dan manusia, dan saat ini dalam uji klinis (Mumper, 2001).
Bagaimana Gene Gun bekerja?? Senapan gen merupakan bagian dari metode yang disebut metode biolistic (juga dikenal sebagai bioballistic), dan dalam kondisi tertentu, DNA (atau RNA) menjadi "lengket," mengikuti lembam biologis partikel seperti atom logam ( biasanya tungsten atau emas). Dengan mempercepat kompleks DNA-partikel dalam vakum parsial dan menempatkan jaringan target dalam jalur percepatan, DNA efektif diperkenalkan (Gan, 1989). partikel logam tidak dilapisi juga bisa menembak melalui DNA larutan yang mengandung sekitar sel sehingga mengambil bahan genetik dan melanjutkan ke dalam sel hidup. Sebuah piring berhenti cartridge shell namun memungkinkan potongan logam untuk melewati dan masuk ke sel-sel hidup di sisi lain. Sel-sel yang mengambil DNA yang diinginkan, yang diidentifikasi melalui penggunaan gen penanda (pada tanaman penggunaan GUS paling umum), kemudian dibudidayakan untuk meniru gen dan mungkin kloning. Metode biolistic yang paling berguna untuk memasukkan gen ke dalam sel tanaman seperti pestisida atau herbisida perlawanan. Berbagai metode telah digunakan untuk mempercepat partikel: ini termasuk perangkat pneumatik, instrumen menggunakan dorongan mekanis atau macroprojectile; kekuatan sentripetal, magnetis atau elektrostatik; spray atau vaksinasi senjata, dan aparat berdasarkan percepatan oleh gelombang kejut, seperti mengalirkan listrik (christou dan McCabe, 1992).


Atas kiri: partikel emas yang digunakan dalam pistol gen. Atas kanan: partikel tungsten digunakan dalam pistol gen.
Atas: Sketsa bagaimana helium genggam pistol gen powered bekerja dengan mendorong partikel dilapisi DNA ke dalam jaringan. (Gambar dari Williams, 1991)
Ada beberapa variabel dalam percobaan yang harus dikontrol dalam rangka mencapai efisiensi transformasi maksimal. respon optimal telah terbukti tergantung pada pengiriman dalam jumlah yang memadai partikel DNA-dilapisi, serta bagaimana mantel DNA banyak partikel logam (Eisenbraun, 1993). Suhu, jumlah sel, dan kemampuan mereka untuk regenerasi juga memiliki efek pada efisiensi keseluruhan, serta jenis senjata yang digunakan: helium powered vs senapan-bubuk, dipegang tangan vs yang berdiri sendiri, dll Adalah juga penting untuk menyesuaikan panjang jalur penerbangan dari partikel: jaringan rapuh tidak dapat dibombardir dengan kecepatan tinggi yang sama seperti mereka yang memiliki ketahanan lebih untuk partikel asing yang memasuki. Bagaimana untuk menyesuaikan variabel-variabel ini terutama tergantung pada dimana logam partikel yang Anda gunakan untuk mentransfer materi genetik, dan apa jenis sel yang sedang berusaha untuk transfect.
Signifikansi: Penggunaan lain yang penting dari pistol DNA melibatkan transformasi organel seperti yang disebutkan di atas: kloroplas, serta ragi mitokondria. Kemampuan untuk mengubah organel ini penting karena memungkinkan peneliti untuk insinyur herbisida organel-encode atau resistensi pestisida dalam tanaman dan mempelajari proses fotosintesis. pengiriman DNA dengan pistol gen juga menawarkan keuntungan baru untuk penelitian di bidang-bidang seperti vaksinasi DNA / imunisasi genetik, terapi gen, biologi tumor / penyembuhan luka, virologi tanaman dan banyak lainnya.



Keterbatasan utama adalah penetrasi dangkal partikel, terkait kerusakan sel, ketidakmampuan untuk memberikan DNA sistemik, jaringan untuk menggabungkan DNA harus mampu regenerasi, dan peralatan itu sendiri sangat mahal. Keberatan dengan metode ini adalah bahwa DNA dapat dimasukkan ke dalam gen yang bekerja di pabrik dan banyak kekhawatiran publik bahwa DNA baru kemudian bisa ditransfer ke tanaman liar juga dan perlawanan bisa diberikan untuk gulma atau serangga. (ThinkQuest)

Definisi:
Transfeksi: proses memperkenalkan telanjang molekul DNA ke dalam sel. Ini adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam biologi molekular. Transfeksi sel biasanya dicapai dalam salah satu dari tiga metode dasar. metode kimia transfeksi termasuk fosfat kalsium atau lipofection. metode fisik termasuk elektroporasi atau pistol gen. Selain itu, transfer gen juga dapat dimediasi dengan efisiensi tinggi oleh virus seperti adenovirus atau retrovirus.
Transformasi (berkenaan dengan bakteri): Proses di mana bakteri memperoleh plasmid. Istilah ini paling sering merujuk pada prosedur bangku yang dilakukan oleh eksperimen yang memperkenalkan percobaan ke dalam plasmid bakteri.
Plasmid: Sepotong melingkar yang hadir DNA pada bakteri atau terisolasi dari bakteri. E. coli memiliki genom lingkaran besar, tetapi juga akan mereplikasi DNA melingkar kecil selama mereka memiliki asal replikasi. Plasmid mungkin memiliki DNA lain yang disisipkan oleh eksperimen. Sebuah bakteri yang membawa plasmid dan mereplikasi satu juta kali lipat akan menghasilkan satu juta salinan plasmid yang identik.

transfeksi Transient: Ketika DNA transfected ke dalam sel budidaya, ia mampu tinggal di sel-sel selama sekitar 2-3 hari, tetapi kemudian akan hilang. Selama 2-3 hari, DNA fungsional, dan setiap gen fungsional yang dikandungnya akan dinyatakan. Peneliti mengambil keuntungan dari periode ini ekspresi transien untuk menguji fungsi gen.

Stabil transfeksi: Suatu bentuk transfeksi percobaan yang dirancang untuk menghasilkan garis permanen sel kultur dengan gen baru dimasukkan ke dalam genom mereka. Biasanya ini dilakukan dengan menghubungkan gen yang diinginkan dengan gen dipilih yang kemudian digunakan untuk menentukan mana sel-sel telah diambil gen eksperimen tentang bunga. (Lyons)





Simak
Baca secara fonetik

References:
1. Clough SJ and Bent AF. (1998) Floral dip: a simplified method for Agrobacterium-mediated transformation of Arabidopsis thaliana. Plant J 16(6): 735-743.
2. Zhang et al. (2006) Agrobacterium-mediated transformation of Arabidopsis thaliana using the floral dip method. Nat Protoc 1(2): 641-646.
3. Chung et al. (2000) Floral spray transformation can efficiently generate Arabidopsis transgenic plants. Transgenic Res 9(6): 471-476.
4. - Christou, Paul; McCabe, Dennis. Particle Gun Transformation of Crop Plants Using Electric Discharge (ACCELL™ Technology).  Agracetus Inc., Middleton, WI; 1992.
- Eisenbraun MD, Fuller DH, Haynes JR. "Examination of parameters affecting the elicitation of humoral immune responses by particle bombardment-mediated genetic immunization. DNA Cell Biology; Nov., 1993, (9):791-7
- Gan, Carol.  "Gene Gun Accelerates DNA-Coated Particles To Transform Intact Cells".  The Scientist; Sep. 18, 1989, 3[18]:25.
- Helenius, Elina; Boije, Maria; Niklander-Teeri, Viola; Palva, E. Tapio; Heeri, Teemu U. "Gene Delivery Into Intact Plants Using the Helios Gene Gun".  Plant Molecular Biology Reporter; 2000, 18: 287a-2871.
- Lyons, Robert H. A Molecular Biology Glossary. University of Michigan, July 1998.
- Mumper RJ, Ledebur Jr HC. "Dendritic cell delivery of plasmid DNA. Applications for controlled genetic immunization."
Molecular Biotechnology: 2001, 19:79-95

- Oulu University Library. Surgical organ perfusion method for somatic gene transfer: An experimental study on gene transfer into the kidney, spleen, lung and mammary gland. 2000, Review of the literature.
- Williams, R. Sanders; Johnston, Stephen A; Riedy, Mark; DeVit, Michael J; McElligott, Sandra G.; Sanford, John C. "Introduction of foreign genes into tissues of living mice by DNA-coated microprojectiles." Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA; Apr, 1991, 1;88(7):2726-30.
- Wetterauer, Birgit; Salger, Klaus; Demel, Petra; and Koop, Hans-Ulrich. "Transformation of Dictyostelium discoideum with a Particle Gun.Biochim Biophys Acta; Dec 11, 2000, 1499(1-2):139-143.
- Yang NS, Burkholder J, Roberts B, Martinell B, McCabe D. "In vivo and in vitro gene transfer to mammalian somatic cells by particle bombardment." Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA; 1990, 87:9568-9672.




Read More

Kamis, 17 Mei 2012

| |
0 komentar

Jagung (Zea mays L)
A.   Klasifikasi Zea mays L
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
O r d o : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Nama binomial Zea mays ssp. Mays L.
B.   Pertumbuhan Zea mays L
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.

1.    Fase Perkecambahan
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikelmuncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.
 
2.    Tahap-tahap setelah perkecambahan
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase berikut:


Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah. Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akan memperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menundaterbentuknya bunga jantan (McWilliams et al. 1999).
Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol dimulai (Lee 2007). Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman (McWilliams et al. 1999).
Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan tanaman. Tanaman sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fase ini, kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan bahkan akan menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya tongkol, yang akibatnya menurunkan hasil (McWilliams et al. 1999, Lee 2007). Kekeringan pada fase ini juga akan memperlambat munculnya bunga betina (silking).
Fase Tasseling (berbunga jantan)

Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/ rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul, di mana pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini dihasilkan biomasmaksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70%, 50%, dan 80-90%.
Fase R1 (silking)
Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan (polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur (ovule), di mana pembuahan (fertilization) akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir komplit (Lee 2007).
Fase R2 (blister)
Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol sudah kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akan menurun terus sampai panen.
Fase R3 (masak susu)
Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.
Fase R4 (dough)
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
Fase R5 (pengerasan biji)
Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti. Kadar air biji 55%.
Fase R6 (masak fisiologis)
Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol.
3.    Persyaratan Tumbuh
Suhu
Temperatur yang dikehendaki tanaman jagung antara 21° C hingga 30° C. Akan tetapi temperatur optimum antara 23° C sampai 27° C. Hal ini tidak menjadi masalah yang berarti bagi areal pertanaman jagung di Indonesia. Proses perkecambahan benih memerlukan temperatur yang cocok, kehidupan embrio dan pertumbuhanannya menjadi kecambah akan optimal pada suhu kira-kira 30° C dengan kapasitas air tanah antara 25-60%.
Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1.800 m dpl. Jagung yang ditanam di daerah dataran rendah yaitu pada ketinggian di bawah 800 m dpl dapat berproduksi dengan baik, dan pada ketinggian di atas 800 m dpl pun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik pula.
Keadaan Tanah dan pH
Kedaan tanah yang kaya hara dan humus sangat cocok untuk tanaman jagung. Disamping itu tanaman jagung juga toleran terhadap berbagai jenis tanah. Namun tanaman jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah yang bertekstur lempung (lempung berdebu atau berpasir) dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik serta cukup air. Tanaman jagung toleran terhadap kemasaman tanah pada kisaran pH 5,5-7. Tingkat kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung pada pH 6,8.
Intensitas Penyinaran
Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses asimilasi daun. Pada proses asimilasi tersebut sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman. Di daerah tropis faktor penyinaran tidak menjadi masalah yang berarti. Intensitas penyinaran matahari cukup berarti bagi kehidupan tanaman dan sinar matahari berperan dalam pembentukan batang.
Curah Hujan
Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti daerah di Jawa Barat, maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian pada temperatur 23° C, jumlah air yang diuapkan tiap tanaman satu tanaman per hari mencapai 1,8 liter. Makin tinggi temperatur, maka air yang diuapkan juga semakin banyak.

Kemiringan Tempat
Kemiringan tanah ada hubungannya dengan gerakan air pada permukaan tanah. Hal ini menjadi salah satu syarat kehidupan tanaman, termasuk tanaman jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan penanaman jagung. Pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Jagung umumnya kurang toleran terhadap kemasaman tanah. Ketersediaan hara utama, seperti P sangat rendah di lahan kering masam. Untuk dapat ditanami jagung dengan hasil yang memadai, tanah Podsolik Merah Kuning memerlukan pengeloaan yang baik dan pemupukan atau penambahan unsur hara yang cukup tinggi (Subandi et al., 1998).

C.   Perkembangan Zea mays L
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.
Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

Daftar pustaka
Akhmad jailani naro.2008. Jagung (Zea Mays L).
http://www.akhmad06.blog.friendplay.com diakses tanggal 26 januari 2012

Anonim.2010. Teknis Budidaya Jagung dalam Usaha Budidaya Jagung.http://www.binaukm.com diakses tanggal 26 januari 2012

Anonim. 2012 .Jagung. http:/www.wikipedia.org diakses tanggal 26 Januari 2012
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2007. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung . Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.


Read More

Sabtu, 27 November 2010

| |
0 komentar
ALQUR’AN DAN IPTEK (BIOLOGI)

LATAR BELAKANG

Paradigma kemajuan Ilmu Pendidikan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, seringkali membuat manusia merasa bahwa dirinya melebihi kepintaran siapapun. Padahal, sungguh tak dapat dan tak boleh diragukan lagi bahwasanya, hanya Allah SWT lah yang pantas mengatakan dirinya paling pintar dan paling segalanya diatas bumi ini. Al Qur’an adalah salah satu bukti dari kedigdayaannya Allah SWT. Karena Segala Ilmu yang ada diseluruh Alam semesta semuanya telah dibahas di dalam Al Qur’an.

Al Qur’an sebagai kitab terakhir yang diwahyukan Allah SWT kebumi ini, disebut pula sebagai kitab penyempurna dan paling sempurna diantara kitab-kitab lain yang diturunkan sebelumnya. Maka selayaknyalah kita sebagai muslim menjadikan kitab Al Qur’an ini sebagai kitab panutan kita dalam segala tindakan, termasuk ketika kita mencari ilmu pengetahuan.

Seringkali para Ilmuan barat menjadikan beberapa teori para filsuf sebagai landasan teori bagi mereka, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Padahal bila diteliti lebih baik, teori-teori para filsuf itu, hanyalah sebuah teori dari hasil rasionalisasi otak manusia yang serba terbatas, kualitas dan kapasitasnya pun sulit dijamin 100 %.Dengan melihat kasus diatas, akan timbul sebuah pertanyaan besar dalam benak kita. Bahwa teori apakah yang bisa dijadikan pondasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan ?. Maka dengan pertanyaan tersebut, haruslah ada keterbukaan bagi para ilmuan untuk lebih jauh menelaah keterkaitan antara Al Qur’an dengan fenomena-fenomena ilmu pengetahuan. Dengan inipun penulis mencoba membahas beberapa keterkaitan antara Al Qur’an dan IPTEK khususnya dalam bidang ilmu BIOLOGI.


AL QUR’AN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Al Qur’an Sebuah Logika yang Mempunyai Prinsip dan Landasan

Sebenarnya ada beberapa ilmuan barat dan para ateis yang mempercayai dan mengegumi kebesaran Al Qur’an. Akan tetapi, sayangnya secara logika, mereka masih meragukan sumber aslinya. Allah SWT sendiri, Dzat yang menurunkan Al Qur’an telah mempergunakan berbagai macam dalil dan argumen untuk meghilangkan keraguan itu.

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya dengan kebesaran Rabb, orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran, dan orang-orang yang meragukan ayat-ayat Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang memperoleh dan mengenyam pendidikan serta keilmuan tinggi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, apabila mereka mengenggap diri mereka sebagai pemikir yang ulung. Akan tetapi, pada hakikatnya, mereka itu adalah orang-orang kerdilyang dangkal pemikirannya. Mereka layaknya seperti orang kerdil yang mengalami pertumbuhan badan yang tidak sempurna pada salah satu anggota tubuhnya. Seperti, umpamanya, kepalanya besar sedangkan tubuhnya kecil dan pendek. Allah SWT pasti akan bertanya kepada mereka. Namun, sebelum kita menerangkan pertanyaan Allah SWT tersebut, maka terlebih dahulu ada pertanyaan yang akan menghadang mereka.

Para ilmuwan tersebut, meskipun sebenarnya mereka juga membutuhkan sesuatu yang bersifat spiritual, tetapi mereka akan merasa lebih “nyaman” apabila mereka mempergunakan logika dan pengetahuan mereka, pasti akan langsung menjawab, “Sebenarnya, terciptanya alam semesta ini sudah dimulai sejak jutaan tahun yang silam, yaitu manakala alam ini masih berbentuk satu gumpalan yang maha besar. Setelah itu, terjadilah peristiwa ledakan besar, atau yang lebih populer disebut sebagai big bang, di pusat gumpalan besar tersebut. Kemudian bagian-bagian gumpalan itu ber serakan di pelbagai arah. Dari peristiwa ledakan besar tersebut, maka mulai terbentuklah berbagai galaksi, susunan tata surya, matahari, planet, meteor, bintang-gemintang dan lain sebagainya. Sejak saat itu, yaitu setelah terjadinya ledakan besar tersebut, tidak pernah lagi terjadi suatu perubahan apapun pada alam semesta ini. Maka, mulailah bintang-bintang dan planet-planet berjalan pada rotasinya masing-masing.”

Setelah mendengarkan penjelasan tentang terjadinya alam semesta dan luar angkasa dari para ilmuwan tersebut, pada suatu kesimpulan bahwasanya para penganut paham materialisme itu secara tidak langsung telah mengambil pengetahuannya dari Al-Qur’an surat Yaasiin yang artinya sebagai berikut:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sam pai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagi bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan matahari tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yaasiin: 38-40)

Ilmuwan yang tidak percaya kepada Rabb -Nya (ateis) menjelaskan. “Bumi yang kita tempati ini, “katanya, sebenarnya terus berkembang. Benda-benda angkasa, seperti bintang-bintang dan planet-planet lain, akan terus menjauhi bumi kita dengan tingkatan rata-rata yang selalu bertambah. Bahkan, ada bintang yang jaraknya dari bumi kita diukur dengan kecepatan rata-rata cahaya. Maka tidak heran, apabila ada beberapa benda angkasa yang tidak dapat kita lihat secara langsung. Oleh karena itu, kita harus membuat beberapa teleskop yang lebih besar dan handal dari yang sebelumnya hingga kita dapat mempelajari benda-benda angkasa tersebut secara intensif. Sebab, kalau kita tidak mengupayakannya sesegera mungkin, maka pada akhirnya kita akan kehilangan “kontak” dengannya.”

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak menge tahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang berpadu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.” (al-Anbiyaa: 30)

Semakin naik kelangit semakin sedikit kadar oksigen sehingga kita sesak bernafas.

"Barangsiapa dikehendaki Allah diberi petunjuk, niscaya Allah akan melapangkan dadanya untuk berserah diri (kepada Allah). dan barangsiapa yang dikehendaki sesat, maka Allah menjadikan dadanya sempit dan sesak seolah-olah ia naik kelangit" [Al An'am :125]

Dari siapakah Muhammad saw tahu kalau kita naik kelangit akan sesak nafas kita karena kekurangan oksigen? Ayat ini turun 14 abad yang lalu yang belum ada penelitian tentang langit.

BEBERAPA PEMBUKTIAN KETERKAITAN AL QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM BIDANG BIOLOGI
a. Teori Bigbang

Sesungguhnya kalimat “orang-orang yang kafir” pada ayat Al-Qur’an yang telah disebut di atas al-Anbiyaa: 30 ditujukan kepada para ilmuwan geologi, astronomi, dan ruang angkasa! Karena, setelah kalian memperoleh penemuan ilmiah yang amat menakjubkan ini, kemudian kalian persembahkan kepada umat manusia, tetapi – sayangnya – kalian belum dapat mengetahui siapa penciptanya?
Thomas Carliel pernah berkata, “Dengan berbagai ilmu pengetahuan yang kita miliki, ironisnya, kita sengaja melupakan Sang Pencipta dalam laboratorium penelitian kita ini.”
Maka, bagaimana mungkin Muhammad Rasul dan utusan Allah yang lahir di tanah padang pasir itu, akan terlebih dahulu mengetahui dan memahami penemuan ini sejak 1400 tahun yang silam, jikalau tidak ia memperoleh informasinya langsung dari Allah SWT, Dzat Pencipta ledakan besar tersebut?

b. Asal Usul Kehidupan

Menurut para ilmuan Biologi Anda asal usul ke hidupan di dunia ini. Sebenarnya, sejak milyaran tahun yang silam, bahan sel protoplasma (zat hidup pada tumbuhan dan hewan pen) pertama telah terbentuk di dasar laut. Setelah itu, berangsur-angsur terciptalah amuba (binatang bersel satu tanpa bentuk tetap, pen). Dan dari lumpur yang terdapat di dasar laut inilah berawal semua makhluk hidup dan kehidupan di dunia ini. Atau dengan kata lain, kehidupan di dunia ini berasal dari air, yaitu air laut.”
Para ilmuan telah menyatakan kepada khalayak ramai bahwa telah meneliti asal usul kehidupan di dunia ini. Akan tetapi, ironisnya, ia melupakan atau mungkin berpura-pura lupa – Sang Pencipta kehidupan itu, yaitu Allah.

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (al-Anbiyaa: 30)

Lebih dari itu, Allah telah menerangkan secara terperinci penjelasan ayat tersebut di atas pada surat lain yang berbunyi sebagai berikut:

“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(an-Nuur: 45)

Jika diperhatikan kalimat-kalimat dari ayat Allah tersebut di atas dengan seksama, maka kita akan memahami bahwasanya kalimat-kalimat tersebut di atas sepertinya memang sengaja ditujukan kepada , para ilmuwan, sebagai reaksi atas aliran skeptisme yang dianut selama ini. Dan sebenarnya, kalimat-kalimat pada ayat tersebut telah lama bergaung di daerah padang pasir sejak seribu empat ratus tahun yang silam.
Sesungguhnya, Allah dengan ayat- ayat ini, mengajak kita berdialog, “Mengapa kamu hai para ilmuwan tidak percaya kepada-Ku? Pada hakikatnya, kamulah sebagai pelopor yang menganjurkan orang lain untuk percaya kepada -Ku. Tetapi, malah sebaliknya, kamulah orang -orang yang pertama mengingkari keberadaan-Ku. Apakah yang melalaikanmu, hingga mata hatimu terpedaya untuk melihat kebenaran hakiki melalui perantaraan ilmumu?”

c. Angin membantu penyerbukan Tanaman.

Ilmu biologi modern mengemukakan bahwa sarana pernyerbukan/perkawinan tanaman ada beberapa macam. Ada penyerbukan dengan bantuan serangga semisal lebah dan kupu-kupu, ada juga yang menggunakan bantuan angin. Angin meniupkan spora-spora tanaman dan membawanya pada tanaman lain. 1400 tahun yang lalu Al Qur'an mengemukakan fakta ilmiah tersebut yang mana ilmu Biologi tentang hal ini baru diketemukan beberapa tahun yang lalu.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. [Al Hijr (15):22].

d. Cita Rasa Ajaib Yang Berasal Dari Tanah

Semua hal yang Allah ciptakan sangat sempurna. Contohnya, sebuah pohon buah atau jenis pepohonan lainnya, memiliki tingkat kecerdasan tinggi yang bahkan hingga saat ini pengetahuan serta teknologi mana pun belum ada yang sanggup menandinginya.

Jika kita mencoba untuk membentuk dedaunan pohon tiruan, pastilah kita membutuhkan usaha yang keras, dan adalah hal yang mustahil bagi kita untuk menghasilkan rasa seperti yang dihasilkan oleh pepohonan tersebut. Belum ada satu pun penemuan yang bisa menumbuhkan buah dari tanah. Satu hal yang bisa dihasilkan saat ini adalah baunya. Kita bisa menghasilkan bebauan setelah melalui proses yang sulit di dalam laboratorium. parfum juga dihasilkan dengan cara ini. tetapi parfum sendiri tidak sepenuhnya menggunakan bahan tiruan tetapi menggunakan sari tumbuhan dengan bau yang begitu sedap, manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bau seperti yang dihasilkan pepohonan atau tanaman , apapun jenis teknologi dan pengetahuan yang ada saat ini. Untuk itulah pepohonan memiliki tingkat kecerdasan, pengetahuan dan teknologi yang tidak bisa dimiliki manusia.

Hanya ada satu penjelasan dari situasi ini : Allah Yang Maha Perkasa, yang memiliki kesempurnaan dan kebijaksanaan tinggi, pengetahuan tak terbatas, dan kekuatan untuk menciptakan pepohonan. Salah satu tugas dari pepohonan adalah menyediakan buah untuk manusia dan mereka memenuhi tugas tersebut dengan sangat sukses, semenjak pertama kali Allah menciptakan mereka. mereka menyediakan hal yang paling lezat dan sedap yang bisa dimakan dari sesuatu yang tidak sedap seperti tanah. Allah menyatakan dalam ayat :

"Dan suatu tanda (kebesaran ALLAH) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari itu (biji-bijian) itu mereka makan. Dan Kami Jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami Pancarkan padanya beberapa mata air, agar mereka dapat makan buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? (Surat Ya Sin 33-35)

e. Tiga kegelapan yang dilalui bayi dalam kandungan.

"Allah menciptakan kamu didalam perut Ibu mu tahap kejadian demi tahap kejadian didalam gelap yang tiga". [Az Zumar(39):6]

Perlu diketahui bahwa bayi yang terdapat dalam rahim ibunya di lindungi oleh tiga lapisan selaput halus tapi kuat. selaput itu adalah Amnion membrane, Decudea membrane, dan Chorion membrane. Dokter itu terpesona karena mengetahui ayat itu turun 14 abad yang lalu, disaat bangsa Eropa dan amerika tenggelam dalam kebodohan. Dari mana! Muhammad saw tahu bahwa dalam rahim ada tiga kegelapan yang harus di lewati si bayi, yaitu tiga selaput membrane tersebut?

f. Bangun Dari Tidur Adalah Karena Kehendak Allah

Sebagaimana diungkapkan dalam Al Quran, setiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan mati. Kematian akan datang di waktu yang tidak terduga. Waktu kematian setiap manusia – tahun, bulan, hari, jam, dan detik – telah diputuskan dalam Pandangan Allah yang Maha Besar. Tidak ada cara untuk mempercepat atau menunda datangnya kematian. Allah akan mengambil kembali jiwa kita dengan cara yang dikehendakiNya, menggunakan sebab yang natural seperti sakit untuk beberapa orang, kecelakaan lalu lintas untuk yang lain, atau usia lanjut dan lain sebagainya. Dan jika Dia telah berkehendak, kematian pun dapat datang di saat kita tertidur.

Dalam Al Quran, Allah yang Maha Besar mengungkapkan:

“Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surat Al-An’am ayat 60)

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa tidur merupakan salah satu jenis “Kematian”. Allah mematikan kita dalam tidur dan membangunkan kita lagi ketika Dia menghendakinya. Tetapi ketika kita tidur, tidak ada jaminan bahwa kita akan bangun kembali. Beberapa orang ditakdirkan untuk mati dalam tidurnya. Allah mengambil jiwa orang-orang yang dikehendaki-Nya ketika mereka tertidur, dan mengizinkan yang lain untuk bangun kembali di waktu yang ditentukan:

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. (Surat Az-Zumar ayat 42)


Kita bangun dari tidur karena kehendak Allah. Ada orang yang memasang jam alarm untuk bangun di waktu yang ditetapkan. Ada yang menganggap bahwa dia akan terbangun setelah mendengar alarm berbunyi. Tetapi kenyataannya hanya Allah, Tuhan semesta alam, Yang membuat alarm berbunyi. Yang mengizinkan kita untuk mendengarnya, Yang mengembalikan jiwa kita dan kepada-Nya semua rasa syukur berpulang.

g. Gambar Embrio Buatan Haeckel Adalah Pemalsuan

Dalam bukunya tahun 1868 Natürliche Schöpfungsgeschichte (Sejarah Penciptaan Alamiah) Ernst Haeckel menjelaskan bahwa ia telah membuat berbagai macam perbandingan menggunakan embrio manusia, monyet dan anjing. Gambar-gambar yang ia hasilkan berupa embrio-embrio yang hampir serupa. Berdasarkan gambar-gambar ini, Haeckel lalu menganggap bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut memiliki asal-usul yang sama.

Tetapi keadaan sebenarnya sangatlah berbeda. Haeckel telah membuat gambar hanya dari sebuah embrio, dan kemudian membuat embrio manusia, monyet dan anjing dari gambar tersebut dengan melakukan perubahan-perubahan yang sangat kecil. Dengan kata lain, hal tersebut adalah sebuah kebohongan.
Itulah yang dikemukakan sebagai “karya ilmiah” (!) yang dikutip oleh Darwin sebagai rujukan dalam bukunya The Descent of Man (Garis Keturunan Manusia). Pada kenyataannya, sebagian orang telah menyadari bahwa gambaran Haeckel adalah sebuah penyimpangan bahkan sebelum Darwin menulis bukunya. Menyusul pemaparan kebohongan tersebut, Haeckel sendiri telah mengakui kebohongan ilmiah besar yang telah ia lakukan.

Walaupun penipuan itu telah terbongkar, Darwin dan para pakar biologi yang mendukungnya terus menganggap gambar-gambar Haeckel sebagai sumber rujukan. Dan itu semakin membuat Haeckel bersemangat. Pada tahun-tahun berikutnya dia membuat serangkaian gambar perbandingan embrio selanjutnya. Ia menyajikan gambar-gambar yang menunjukkan embrio-embrio ikan, salamander (sejenis kadal amfibi), kura-kura, ayam, kelinci, dan manusia secara berdampingan. Sisi yang layak dicermati tentang hal ini adalah bagaimana embrio-embrio dari makhluk-makhluk hidup yang berbeda ini pada awalnya sangat menyerupai satu sama lain dan secara bertahap berubah menjadi semakin berbeda seiring proses perkembangannya.

Kemiripan antara embrio manusia dengan embrio ikan pada khususnya sungguh sangatlah mencolok. Begitu hebatnya sehingga “insang” bohongan dapat terlihat pada gambar embrio manusia, sebagaimana terlihat pada embrio ikan. Dengan kedok ilmiah yang dia berikan pada gambar-gambar ini, Haeckel mengajukan “ teori rekapitulasi”nya: Ontology Repeats Phylogeny (Ontologi Mengulangi Filogeni). Arti dari slogan itu adalah sebagai berikut; menurut Haeckel, selama proses perkembangan yang dialami di dalam telur atau rahim induk, semua makhluk hidup mengulang “sejarah evolusi” spesiesnya, dari awal permulaan sekali. Sebagai contoh, embrio manusia di rahim ibu pertama-tama menyerupai ikan dan kemudian, pada minggu-minggu berikutnya, menyerupai salamander, reptil dan mamalia, dan pada akhirnya “berevolusi” menjadi manusia.


Pada tahun 1900-an ahli embriologi Inggris Michael Richardson meneliti embrio vertebrata dengan mikroskop dan menyimpulkan ketidakmiripan dengan gambaran Haeckel. Menindaklanjuti penelitian mereka, Richardson dan timnya menerbitkan foto-foto asli embrio-embrio di jurnal Anatomy and Embryology terbitan Agustus 1997. Terlihat bahwa Haeckel telah mengambil bermacam-macam rancangan pola dan mengubahnya dengan berbagai cara agar embrio-embrio tersebut menyerupai satu sama lain. Dia menambahkan organ-organ khayalan pada embrio, menghilangkan organ dari embrio yang lain dan menggambarkan embrio-embrio yang berbeda ukuran sebagai embrio yang memiliki skala sama. Celah yang digambarkan Haeckel sebagai insang pada embrio manusia nyatanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan insang. Celah itu sebenarnya adalah saluran telinga bagian tengah dan permulaan dari kelenjar paratiroid dan kelenjar timus. Embrio-embrio tersebut pada kenyataannya sama sekali tidak menyerupai satu sama lain. Haeckel telah membuat segala macam pengubahan pada gambaran-gambarannya.

Tidak hanya Haeckel telah menambahkan atau menghilangkan ciri-ciri, papar Richardson dan rekan-rekannya, tetapi ia juga telah memalsukan ukurannya untuk membesar-besarkan kemiripan antara spesies-spesies, bahkan ketika terdapat perbedaan 10 kali lipat dalam ukuran. Haeckel lebih lanjut mengaburkan perbedaan dengan cara tidak menamai spesies dalam kebanyakan kasus, seolah-olah satu sampel cukup akurat untuk mewakili seluruh kelompok hewan. Dalam kenyataannya, Richardson dan rekan-rekannya mencermati, bahkan embrio-embrio yang berkerabat dekat seperti embrio-embrio ikan sedikit berbeda dalam tampilan dan alur perkembangannya. “Sepertinya, itu (gambar-gambar Haeckel) menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal dalam bidang biologi,”

KESIMPULAN

Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan dan isi dari kitabnya tersebut.

Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka, hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh manusia.

Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.

Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.

“MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMNANYA”



DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul Karim
Arifin, Bey, 1991, Mengenal Tuhan, Srabaya : PT Bina Ilmu
Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta : Pustaka An-naba
Harun yahya, 2010. http://www.harunyahya.com
Rini Aisyah, 2006. http://islam-ku.blogspot.com
Read More