Selasa, 01 Januari 2013

| |
0 komentar

“AGROBAKTERIUM DAN GEN GUN
Tanaman transgenik pada umumnya dibuat dengan cara memasukkan gen yang diinginkan (gene of interest) kepada tanaman tertentu (Arabidopsis, padi, jagung, tomat, kedelai, dan lain-lain). Namun perlu dicatat bahwa memasukkan suatu gen ke dalam tanaman bukanlah serta merta seperti menyuntikkan obat kepada orang yang sakit, namun memerlukan perantara. Salah satu perantaranya adalah Agrobakterium, yaitu bakteri tanah yang menyebabkan tumor pada tanaman  . Meskipun ada banyak galur Agrobakterium, sampai saat ini hanya Agrobacterium tumefaciens yang digunakan untuk perantara transfer gen pada tanaman.
Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri tanah yang dapat menyebabkan penyakit tumor pada beberapa tanaman. Bakteri menginfeksi melalui bagian yang luka pada batang tanaman dan mengakibatkan tumor pada daerah sekitar akar dan batang tanaman. Penyebab pembentukan tumor bukan berasal dari bakteri itu sendiri tetapi dari plasmid yang dikenal dengan plasmid Ti. Ukuran DNA plasmid Ti cukup besar, berkisar antara 140-235 kb (1 kb = 1000 pasang basa). Selama menginfeksi, sebagian kecil dari DNA plasmid Ti (15-30 kb), disebut T-DNA, ditransfer kedalam inti sel tanaman dan tersisipi kedalam DNA inti sel tanaman. Dari sini T-DNA sudah terintegrasi dan stabil terpelihara dalam genom sel.
T-DNA membawa gen yang bertangung jawab terhadap pembentukan tumor dan sintesa asam amino yang dikenal sebagai opine. Opine digunakan sebagai sumber karbon dan nitrogen untuk menginduksi strain Agrobakterium. Strain-strain Agrobacterium dapat digolongkan berdasarkan jenis opine yang disintesa. Jenis opine yang umum adalah oktopine dan nopaline.
Gen-gen yang bertanggung jawab untuk transfer T-DNA juga terdapat dalam plasmid Ti yang disebut gen-gen virulen (gen vir). Infeksi Agrobakterium memerlukan jaringan tanaman yang luka karena gen vir dapat terinduksi oleh senyawa fenolik yang dilepaskan ole sel-sel tanaman yang terluka. Bagian dari plasmid Ti yang ditransfer dan terintegrasi kedalam genom tanaman adalah potongan T-DNA yang dibatasi oleh batas (border) kiri dan kanan (Gambar J-10.2). Daerah ini merupakan potongan DNA berukuran relatif pendek berisi urutan 25 pasang basa yang berulang. Setiap potongan DNA yang tersisipi diantara kedua batas T-DNA akan ditransfer dan diintegrasikan kedalam genom tanaman. Oleh karena itu plasmid Ti merupakan vektor yang sangat cocok untuk mengintroduksi gen-gen asing ke dalam tanaman.
Sebelum vektor plasmid Ti digunakan untuk mentransfer gene asing, maka gen-gen yang akan mengekspresikan pembentukan tumor harus dinon-aktifkan atau dibuang. Plasmid Ti yang sudah tidak mempunyai gen penyebab tumor disebut vektor ”dis-armed”. Sel-sel tanaman yang sudah terinfeksi plasmid tersebut tidak akan menghasilkan tumor dan akan menjadi tanaman normal.

Transformasi Gen ke Agrobakterium
Yaitu dengan cara bahwa gen (plasmid DNA hasil kloning) harus dimasukkan dulu (transformasi) ke Agrobakterium sebelum ditransfer ke tanaman. Ada dua cara yang digunakan untuk transformasi ke Agrobakterium, yaitu dengan metode electrophoration atau heat shock. Namun kali ini, akan dijelaskan dengan cara heat shock. Seperti biasa, sebelum transformasi, kita harus membuat sel kompeten dulu. Cara membuat sel kompeten Agrobakterium galur GV3101 sama dengan cara membuat sel kompeten untuk E. coli Namun ada sedikit perbedaan, yaitu:
  1. Media yang digunakan, untuk Agrobakterium medianya adalah YEP
  2. Antibiotiknya, yang dimaksud di sini adalah endogenous antibiotik yang dibawa oleh galur tertentu dan tidak dimiliki oleh galur lainnya. Untuk GV3101, antibiotiknya adalah gentamycin.
Sedangkan tahapan transformasinya sama persis dengan transformasi metode heat shock pada E. coli Yang berbeda adalah media-nya yaitu YEP plate agar. Selain itu Agrobakterium adalah mikroba yang memiliki pertumbuhan lebih lambat dari pada E. coli, sehingga inkubasinya membutuhkan waktu selama 48 jam (2 hari).
Ada 2 galur Agrobakterium yang biasa dipakai untuk transfer gen. Yang pertama yaitu GV3101. Galur ini biasanya dipakai untuk transfer gen pada tanaman model Arabidopsis. Ada kemungkinan juga bisa dipakai pada tanaman dikotil lainnya yang satu family dengan Arabidopsis. Galur lainnya adalah LBA 4404, yang biasa dipakai untuk transfer gene pada tanaman padi, jagung, atau tanaman monokotil lainnya. Perlu diingat juga bahwa metode transformasi gen pada tanaman adalah sangat spesifik artinya setiap species tanaman memiliki cara yang unik dan berbeda dengan tanaman lainnya. Misalnya untuk tanaman Arabidopsis, metode yang digunakan adalah floral dip (1), sedangkan untuk padi menggunakan metode callus transformation (2). Transformasi gen ke tanaman memiliki arti memasukkan gen (gene of interest) yang telah diisolasi ke tanaman tertentu melalui bantuan Agrobakterium. Jadi tahapannya jelas, yaitu setelah tahapan kloning selesai dan klon telah ditransformasi ke Agrobakterium.

Kali ini akan dijelaskan bagaimana caranya melakukan transformasi pada tanaman Arabidopsis.
Untuk Arabidopsis, ada dua cara yang sampai saat ini masih terus dipakai di sebagian besar laboratorium bioteknologi tanaman, yaitu: floral dip (1,2) dan spray (3). Meskipun masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan, namun keduanya memiliki efisiensi yang sama. Floral dip biasanya dipakai jika pada saat transformasi hanya menggunakan tidak lebih dari lima macam konstruk yang berbeda. Sedangkan untuk transformasi dengan konstruk yang berjumlah puluhan pada saat yang bersamaan, maka pilihan terbaik adalah menggunakan metode spray. Satu hal yang perlu dicatat adalah, meskipun metode spray mudah, namun perlu waspada dengan cross contamination pada saat melakukan transformasi.
Berikut tahapan bagaimana melakuan transformasi pada tanaman Arabidopsis:
  1. Inokulasikan Agrobakterium (biasanya strain GV3101) yang telah mengandung konstruk tertentu pada 5 mL media YEP atau LB (dengan antibiotik yang sesuai, misal: Gentamycin, Rifampicin, Kanamycin) selama semalam (overnight) pada suhu 28 atau 30 derajat celcius.
  2. Transfer overnight culture pada 500 mL YEP atau LB media dengan antibiotik yang sesuai, lalu inkubasikan pada suhu 28 atau 30 derajat celcius selama 8 atau 9 jam.
  3. Sentrifuse sel dengan kecepatan 6000 rpm, selama 10 menit pada suhu 4 derajat celcius.
  4. Buang supernatan dan resuspend dengan media MS (tanpa diautoclave), tentukan OD600 = 0.7-0.8.
  5. Tambahkan Helper (Vac-IN-STUFF, atau Silwett) sebanyak 20 microliter per 100 mL volume culture. Mix.
  6. Lanjutkan dengan transformasi (floral dip).
  7. Caranya dengan cara dipping (menenggelamkan) bunga selama 10 sampai 20 detik.
  8. Ulangi dipping sampai 3 atau 4 kali.
  9. Rebahkan tanaman selama 2 hari dalam kondisi gelap.
  10. Tegakkan lagi, dan tumbuhkan seperti biasa sampai menghasilkan biji.
  11. Panen biji dan lanjutkan dengan seleksi biji yang mengandung gen yang telah dimasukkan.
  12. Catatan: persiapan untuk metode spray sama, cuman nomor 6 digantikan spray.


“GEN GUN”

Latar Belakang:
Gen gun diciptakan sebagai cara baru untuk transformasi gen. Hal ini dirancang oleh John Sanford di Cornell University pada tahun 1987dan disisipkan materi genetik baru ke dalam sel tanaman sehingga jauh lebih mudah daripada metode sebelumnya, seperti penggunaan virus atau agrobacterium. Pistol gen memiliki berbagai kegunaan dan dapat digunakan pada banyak organisme seperti bakteri, ragi, dan garis sel mamalia, terutama yang sebelumnya telah sulit atau tidak mungkin untuk transfect seperti sel primer. Transformasi tidak hanya berlaku untuk organisme uniseluler, tetapi juga seluruh objek seperti daun atau binatang seluruh: (. Wetterauer, Brigit et al) Drosophila dan tikus. Telah sangat berguna untuk kloroplas juga karena tidak ada bakteri atau virus yang diketahui menginfeksi kloroplas dan metode ini telah memungkinkan cara untuk memperkenalkan DNA asing ke dalam kloroplas.
Ada tiga metode umum dari rekayasa genetik: metode plasmid, metode vektor, dan metode (gen gun) biolistic. Yang paling terkenal dari tiga adalah metode plasmid, yang umumnya digunakan untuk mengubah mikroorganisme seperti bakteri. Metode vektor mirip dengan metode plasmid, namun produk dimasukkan langsung ke dalam genom melalui vektor virus. Metode ketiga adalah metode biolistic yang akan dibahas secara rinci di bawah.  Lihat Tabel ini membandingkan efisiensi metode transfeksi seperti retrovirus, adenovirus, injeksi liposom, DNA langsung, dan metode biolistic. Efisiensi dari sistem senjata gen bervariasi, dengan sel-sel kulit menunjukkan serapan terbesar 10-20% (Yang, 1990). Sistem ini telah menggunakan modern dan telah digunakan untuk menyampaikan suatu asam berbasis vaksin hepatitis B nukleat baik tikus dan manusia, dan saat ini dalam uji klinis (Mumper, 2001).
Bagaimana Gene Gun bekerja?? Senapan gen merupakan bagian dari metode yang disebut metode biolistic (juga dikenal sebagai bioballistic), dan dalam kondisi tertentu, DNA (atau RNA) menjadi "lengket," mengikuti lembam biologis partikel seperti atom logam ( biasanya tungsten atau emas). Dengan mempercepat kompleks DNA-partikel dalam vakum parsial dan menempatkan jaringan target dalam jalur percepatan, DNA efektif diperkenalkan (Gan, 1989). partikel logam tidak dilapisi juga bisa menembak melalui DNA larutan yang mengandung sekitar sel sehingga mengambil bahan genetik dan melanjutkan ke dalam sel hidup. Sebuah piring berhenti cartridge shell namun memungkinkan potongan logam untuk melewati dan masuk ke sel-sel hidup di sisi lain. Sel-sel yang mengambil DNA yang diinginkan, yang diidentifikasi melalui penggunaan gen penanda (pada tanaman penggunaan GUS paling umum), kemudian dibudidayakan untuk meniru gen dan mungkin kloning. Metode biolistic yang paling berguna untuk memasukkan gen ke dalam sel tanaman seperti pestisida atau herbisida perlawanan. Berbagai metode telah digunakan untuk mempercepat partikel: ini termasuk perangkat pneumatik, instrumen menggunakan dorongan mekanis atau macroprojectile; kekuatan sentripetal, magnetis atau elektrostatik; spray atau vaksinasi senjata, dan aparat berdasarkan percepatan oleh gelombang kejut, seperti mengalirkan listrik (christou dan McCabe, 1992).


Atas kiri: partikel emas yang digunakan dalam pistol gen. Atas kanan: partikel tungsten digunakan dalam pistol gen.
Atas: Sketsa bagaimana helium genggam pistol gen powered bekerja dengan mendorong partikel dilapisi DNA ke dalam jaringan. (Gambar dari Williams, 1991)
Ada beberapa variabel dalam percobaan yang harus dikontrol dalam rangka mencapai efisiensi transformasi maksimal. respon optimal telah terbukti tergantung pada pengiriman dalam jumlah yang memadai partikel DNA-dilapisi, serta bagaimana mantel DNA banyak partikel logam (Eisenbraun, 1993). Suhu, jumlah sel, dan kemampuan mereka untuk regenerasi juga memiliki efek pada efisiensi keseluruhan, serta jenis senjata yang digunakan: helium powered vs senapan-bubuk, dipegang tangan vs yang berdiri sendiri, dll Adalah juga penting untuk menyesuaikan panjang jalur penerbangan dari partikel: jaringan rapuh tidak dapat dibombardir dengan kecepatan tinggi yang sama seperti mereka yang memiliki ketahanan lebih untuk partikel asing yang memasuki. Bagaimana untuk menyesuaikan variabel-variabel ini terutama tergantung pada dimana logam partikel yang Anda gunakan untuk mentransfer materi genetik, dan apa jenis sel yang sedang berusaha untuk transfect.
Signifikansi: Penggunaan lain yang penting dari pistol DNA melibatkan transformasi organel seperti yang disebutkan di atas: kloroplas, serta ragi mitokondria. Kemampuan untuk mengubah organel ini penting karena memungkinkan peneliti untuk insinyur herbisida organel-encode atau resistensi pestisida dalam tanaman dan mempelajari proses fotosintesis. pengiriman DNA dengan pistol gen juga menawarkan keuntungan baru untuk penelitian di bidang-bidang seperti vaksinasi DNA / imunisasi genetik, terapi gen, biologi tumor / penyembuhan luka, virologi tanaman dan banyak lainnya.



Keterbatasan utama adalah penetrasi dangkal partikel, terkait kerusakan sel, ketidakmampuan untuk memberikan DNA sistemik, jaringan untuk menggabungkan DNA harus mampu regenerasi, dan peralatan itu sendiri sangat mahal. Keberatan dengan metode ini adalah bahwa DNA dapat dimasukkan ke dalam gen yang bekerja di pabrik dan banyak kekhawatiran publik bahwa DNA baru kemudian bisa ditransfer ke tanaman liar juga dan perlawanan bisa diberikan untuk gulma atau serangga. (ThinkQuest)

Definisi:
Transfeksi: proses memperkenalkan telanjang molekul DNA ke dalam sel. Ini adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam biologi molekular. Transfeksi sel biasanya dicapai dalam salah satu dari tiga metode dasar. metode kimia transfeksi termasuk fosfat kalsium atau lipofection. metode fisik termasuk elektroporasi atau pistol gen. Selain itu, transfer gen juga dapat dimediasi dengan efisiensi tinggi oleh virus seperti adenovirus atau retrovirus.
Transformasi (berkenaan dengan bakteri): Proses di mana bakteri memperoleh plasmid. Istilah ini paling sering merujuk pada prosedur bangku yang dilakukan oleh eksperimen yang memperkenalkan percobaan ke dalam plasmid bakteri.
Plasmid: Sepotong melingkar yang hadir DNA pada bakteri atau terisolasi dari bakteri. E. coli memiliki genom lingkaran besar, tetapi juga akan mereplikasi DNA melingkar kecil selama mereka memiliki asal replikasi. Plasmid mungkin memiliki DNA lain yang disisipkan oleh eksperimen. Sebuah bakteri yang membawa plasmid dan mereplikasi satu juta kali lipat akan menghasilkan satu juta salinan plasmid yang identik.

transfeksi Transient: Ketika DNA transfected ke dalam sel budidaya, ia mampu tinggal di sel-sel selama sekitar 2-3 hari, tetapi kemudian akan hilang. Selama 2-3 hari, DNA fungsional, dan setiap gen fungsional yang dikandungnya akan dinyatakan. Peneliti mengambil keuntungan dari periode ini ekspresi transien untuk menguji fungsi gen.

Stabil transfeksi: Suatu bentuk transfeksi percobaan yang dirancang untuk menghasilkan garis permanen sel kultur dengan gen baru dimasukkan ke dalam genom mereka. Biasanya ini dilakukan dengan menghubungkan gen yang diinginkan dengan gen dipilih yang kemudian digunakan untuk menentukan mana sel-sel telah diambil gen eksperimen tentang bunga. (Lyons)





Simak
Baca secara fonetik

References:
1. Clough SJ and Bent AF. (1998) Floral dip: a simplified method for Agrobacterium-mediated transformation of Arabidopsis thaliana. Plant J 16(6): 735-743.
2. Zhang et al. (2006) Agrobacterium-mediated transformation of Arabidopsis thaliana using the floral dip method. Nat Protoc 1(2): 641-646.
3. Chung et al. (2000) Floral spray transformation can efficiently generate Arabidopsis transgenic plants. Transgenic Res 9(6): 471-476.
4. - Christou, Paul; McCabe, Dennis. Particle Gun Transformation of Crop Plants Using Electric Discharge (ACCELL™ Technology).  Agracetus Inc., Middleton, WI; 1992.
- Eisenbraun MD, Fuller DH, Haynes JR. "Examination of parameters affecting the elicitation of humoral immune responses by particle bombardment-mediated genetic immunization. DNA Cell Biology; Nov., 1993, (9):791-7
- Gan, Carol.  "Gene Gun Accelerates DNA-Coated Particles To Transform Intact Cells".  The Scientist; Sep. 18, 1989, 3[18]:25.
- Helenius, Elina; Boije, Maria; Niklander-Teeri, Viola; Palva, E. Tapio; Heeri, Teemu U. "Gene Delivery Into Intact Plants Using the Helios Gene Gun".  Plant Molecular Biology Reporter; 2000, 18: 287a-2871.
- Lyons, Robert H. A Molecular Biology Glossary. University of Michigan, July 1998.
- Mumper RJ, Ledebur Jr HC. "Dendritic cell delivery of plasmid DNA. Applications for controlled genetic immunization."
Molecular Biotechnology: 2001, 19:79-95

- Oulu University Library. Surgical organ perfusion method for somatic gene transfer: An experimental study on gene transfer into the kidney, spleen, lung and mammary gland. 2000, Review of the literature.
- Williams, R. Sanders; Johnston, Stephen A; Riedy, Mark; DeVit, Michael J; McElligott, Sandra G.; Sanford, John C. "Introduction of foreign genes into tissues of living mice by DNA-coated microprojectiles." Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA; Apr, 1991, 1;88(7):2726-30.
- Wetterauer, Birgit; Salger, Klaus; Demel, Petra; and Koop, Hans-Ulrich. "Transformation of Dictyostelium discoideum with a Particle Gun.Biochim Biophys Acta; Dec 11, 2000, 1499(1-2):139-143.
- Yang NS, Burkholder J, Roberts B, Martinell B, McCabe D. "In vivo and in vitro gene transfer to mammalian somatic cells by particle bombardment." Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA; 1990, 87:9568-9672.




Read More

Kamis, 17 Mei 2012

| |
0 komentar

Jagung (Zea mays L)
A.   Klasifikasi Zea mays L
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
O r d o : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Nama binomial Zea mays ssp. Mays L.
B.   Pertumbuhan Zea mays L
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.

1.    Fase Perkecambahan
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikelmuncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah.
 
2.    Tahap-tahap setelah perkecambahan
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase berikut:


Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah permukaan tanah. Suhu tanah sangat mempengaruhi titik tumbuh. Suhu rendah akan memperlambat keluar daun, meningkatkan jumlah daun, dan menundaterbentuknya bunga jantan (McWilliams et al. 1999).
Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 18 -35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas permukaan tanah, perkembangan akar dan penyebarannya di tanah sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol dimulai (Lee 2007). Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman (McWilliams et al. 1999).
Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)
Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50 hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula. Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan tanaman. Tanaman sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fase ini, kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan bahkan akan menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena mengecilnya tongkol, yang akibatnya menurunkan hasil (McWilliams et al. 1999, Lee 2007). Kekeringan pada fase ini juga akan memperlambat munculnya bunga betina (silking).
Fase Tasseling (berbunga jantan)

Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/ rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum rambut tongkol muncul, di mana pada periode ini tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini dihasilkan biomasmaksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman masing-masing 60-70%, 50%, dan 80-90%.
Fase R1 (silking)
Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan (polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai sel telur (ovule), di mana pembuahan (fertilization) akan berlangsung membentuk bakal biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki selama 2-3 hari. Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8 cm/hari dan akan terus memanjang hingga diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma, dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini, apabila biji dibelah dengan menggunakan silet, belum terlihat struktur embrio di dalamnya. Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir komplit (Lee 2007).
Fase R2 (blister)
Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol sudah kering dan berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan janggel hampir sempurna, biji sudah mulai nampak dan berwarna putih melepuh, pati mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air biji sekitar 85%, dan akan menurun terus sampai panen.
Fase R3 (masak susu)
Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking. Pengisian biji semula dalam bentuk cairan bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah mulai terlihat (bergantung pada warna biji setiap varietas), dan bagian sel pada endosperm sudah terbentuk lengkap. Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar air biji dapat mencapai 80%.
Fase R4 (dough)
Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum mengeras). Separuh dari akumulasi bahan kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman kekeringan pada fase ini berpengaruh terhadap bobot biji.
Fase R5 (pengerasan biji)
Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering biji akan segera terhenti. Kadar air biji 55%.
Fase R6 (masak fisiologis)
Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman. Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju ke bagian ujung tongkol.
3.    Persyaratan Tumbuh
Suhu
Temperatur yang dikehendaki tanaman jagung antara 21° C hingga 30° C. Akan tetapi temperatur optimum antara 23° C sampai 27° C. Hal ini tidak menjadi masalah yang berarti bagi areal pertanaman jagung di Indonesia. Proses perkecambahan benih memerlukan temperatur yang cocok, kehidupan embrio dan pertumbuhanannya menjadi kecambah akan optimal pada suhu kira-kira 30° C dengan kapasitas air tanah antara 25-60%.
Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000-1.800 m dpl. Jagung yang ditanam di daerah dataran rendah yaitu pada ketinggian di bawah 800 m dpl dapat berproduksi dengan baik, dan pada ketinggian di atas 800 m dpl pun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik pula.
Keadaan Tanah dan pH
Kedaan tanah yang kaya hara dan humus sangat cocok untuk tanaman jagung. Disamping itu tanaman jagung juga toleran terhadap berbagai jenis tanah. Namun tanaman jagung akan tumbuh lebih baik pada tanah yang bertekstur lempung (lempung berdebu atau berpasir) dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik serta cukup air. Tanaman jagung toleran terhadap kemasaman tanah pada kisaran pH 5,5-7. Tingkat kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung pada pH 6,8.
Intensitas Penyinaran
Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam proses asimilasi daun. Pada proses asimilasi tersebut sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh tanaman. Di daerah tropis faktor penyinaran tidak menjadi masalah yang berarti. Intensitas penyinaran matahari cukup berarti bagi kehidupan tanaman dan sinar matahari berperan dalam pembentukan batang.
Curah Hujan
Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti daerah di Jawa Barat, maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian pada temperatur 23° C, jumlah air yang diuapkan tiap tanaman satu tanaman per hari mencapai 1,8 liter. Makin tinggi temperatur, maka air yang diuapkan juga semakin banyak.

Kemiringan Tempat
Kemiringan tanah ada hubungannya dengan gerakan air pada permukaan tanah. Hal ini menjadi salah satu syarat kehidupan tanaman, termasuk tanaman jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan penanaman jagung. Pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Jagung umumnya kurang toleran terhadap kemasaman tanah. Ketersediaan hara utama, seperti P sangat rendah di lahan kering masam. Untuk dapat ditanami jagung dengan hasil yang memadai, tanah Podsolik Merah Kuning memerlukan pengeloaan yang baik dan pemupukan atau penambahan unsur hara yang cukup tinggi (Subandi et al., 1998).

C.   Perkembangan Zea mays L
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.
Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

Daftar pustaka
Akhmad jailani naro.2008. Jagung (Zea Mays L).
http://www.akhmad06.blog.friendplay.com diakses tanggal 26 januari 2012

Anonim.2010. Teknis Budidaya Jagung dalam Usaha Budidaya Jagung.http://www.binaukm.com diakses tanggal 26 januari 2012

Anonim. 2012 .Jagung. http:/www.wikipedia.org diakses tanggal 26 Januari 2012
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2007. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung . Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.


Read More

Kamis, 29 Maret 2012

lowongan peker jaan

| |
0 komentar

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN

Hal      : Lamaran Pekerjaan                                                           
Yogyakarta, 03 Februari 2012

Kepada
Yth.
Di Yogyakarta

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya informasi yang saya peroleh, bahwa XXXX sedang membutuhkan xxxxxxxx. Oleh karena itu perkenankanlah, saya:
Nama                                       : Adnan
Tempat/Tanggal Lahir : XXXXX,xxxxx,xxx,xx
Jenis Kelamin                          : xxxx
Pendidikan                              : SI xxxxxxxx di Universitas xxxxx
Dengan ini saya mengajukan permohonan pekerjaan di XXXXX, untuk menempati posisi sebagai xxxxxxxx tersebut. Adapun kualifikasi pribadi saya adalah sanggup untuk bekerja keras, sabar, bekerja sama dalam tim, jujur, loyal, bertanggung jawab Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan:
1. Transkip nilai.
2. Daftar Riwayat Hidup
3. Pas Foto 4x6 (1 lembar)
5. Foto copy KTP.
Besar harapan saya untuk mendapat kesempatan mengikuti tes ataupun wawancara dan bergabung di XXXXXX ini. Atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,




Adnan
Read More

Selasa, 14 Juni 2011

Zat Makanan

| |
0 komentar

ZAT ADITIF PADA MAKANAN (2)
 
PENAMBAH GIZI

1. Lemak

Lemak adalah sumber tenaga kalori yang padat.Pengambilan lemak yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan resiko terhadap penyakit jantung dan juga kesan kegemukan.

Lemak Alami 
Asam laktat (lactic acid) adalah salah satu asam organik yang penting di industri, terutama di industri makanan.

Lemak Buatan 
·         BHA and BHT, Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydrozyttoluene (BHT) termasuk zat aditif yang harus dihindari. Mereka digunakan sebagai antioksidan untuk mengawetkan makanan dengan cara mencegah terjadinya oksidasi pada makanan. BHA dan BHT digunakan mempertahankan lemak dan minyak dari proses tengik, lazim ditemukan pada sereal, permen karet, potato chips dan minyak sayur, namun ada keprihatinan zat tersebut menyebabkan kanker. “Struktur BHA dan BHT akan berubah selama proses pengolahan makanan, dan kemungkinan membentuk sebuah senyawa yang bereaksi dengan tubuh,”Gerbstadt. Gerbstadt menambahkan meskipun zat tersebut tidak ditujukan untuk member orang ‘kanker’ namun bagi sebagian orang, dalam waktu tertentu, mungkin memiliki risiko itu.
·         Propyl gallate, Propyl gallate adalah zat aditif lain yang harus dihindari. Zat ini dipakai untuk mencegah lemak dan minyak menjadi rusak dan biasanya dipakai bersamaan dengan BHA dan BHT. Zat aditif ini kadang-kadang ditemukan pada produk daging, sup berbahan dasar ayam, dan permen karet. Propyl gallate tidak terbukti menyebabkan kanker, namun beberapa studi yang ditemukan pada hewan menunjukkan zat ini dikaitkan dengan kanker, jadi waspadailah zat aditif ini. "Penting bagi setiap konsumen untuk selalu membaca label pada bungkus makanan,” pesan Gerbstadt. "Anda harus teliti. Saya sendiri tak keberatan mengecek makanan yang saya beli dan memastikan mereka tidak mengandung zat pengawet berbahaya.”
·         Trans Fats, Trans fat alias lemak trans masuk ke ‘daftar merah’ karena mengonsumsi terlalu banyak zat ini akan menuntun terjadinya sakit jantung. “Lemak trans terbukti menyebabkan sakit jantung, dan menciptakan kondisi yang tepat untuk terjadinya stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan kehilangan fungsi anggota badan karena penyakit pembuluh darah,” ujar Gerbstadt. "Sangat luar biasa jika lemak trans ini dilarang.” Sejumlah pabrikan telah memodifikasi kandungan produk untuk mengurangi jumlah lemak trans dan disyaratkan mencantumkan kandungan lemak trans pada label makanan, namun restoran, khususnya yang menyajikan hidangan fast food, masih menyajikan makanan dengan banyak kandungan lemak trans. Para pakar menyarankan kita mengonsumsi lemak trans tidak melebihi 2 gram per hari, jumlah yang dengan mudah dihitung jika Anda mengonsumsi daging merah dan susu.
·         Olestra, Olestra, sebuah lemak sintetis yang juga dikenal dengan merek Olean dan ditemukan pada sejumlah brand potato chips, mencegah lemak diserap system pencernaan. Zat ini sering kali menyebabkan diare, kram perut dan gas. "Jika Anda makan lemak saat mengonsumsi Olestra lemak hanya akan lewat saja,” ujar Gerbstadt. Yang lebih signifikan, Olestra menghambat penyerapan vitamin yang dibutuhkan tubuh seperti vitamin yang larut lemak yang ditemukan pada sayur dan buah.

2. Vitamin
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
a)      Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
b)      Vitamin yang tidak larut di dalam air melinan larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.

Vitamin Alami
·         Vitamin A, Sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain). Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
·         Vitamin B1, Sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
·         Vitamin B2, Sumber yang mengandung vitamin B2 = sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 = turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
·         Vitamin B3, Sumber yang mengandung vitamin B3 = buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 = terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mualmual, dan lain-lain.
·         Vitamin B5, Sumber yang mengandung vitamin B5 = daging, susu, sayur mayor hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 = otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain.
·         Vitamin B6, Sumber yang mengandung vitamin B6 = kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 = pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
·         Vitamin B12, Sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati, daging, dan lainnya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.
·         Vitamin C (Asam askorbat), Sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
·         Vitamin D, Sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
·         Vitamin E, Sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
·         Vitamin K, Sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning telur, sayuran segar, dkk Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.

Vitamin Buatan
Vitamin K3
Vitamin K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.

3. Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui.

Mineral Alami
·         Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, ondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
·         Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
·         Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.
·         Chlor / Klor / Cl
Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
·         Magnesium / Mg
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
·         Mangaan / Mangan / Mn
Mangaan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
·         Tembaga / Cuprum / Cu
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.
·         Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
·         Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
·         Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
·         Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
·         Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.
·         Flour / F
Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.
·         Buatan
Karnegieit serupa feldspar yang pada shu rendah berbentuk antiklin dan pada suhu tinggi berbentuk Isometri.

C. PENGAWET
Pengawet Alami
Bagaimana cara nelayan menjaga agar sisa ikan yang tidak terjual dalam keadaan segar tidak cepat membusuk dan tetap laku di pasaran? Yah, mereka menggunakan garam sebagai bahan pengawet untuk membuat ikan asin. Meskipun rasanya sudah berbeda dengan ikan segar, ikan asin masih tetap berprotein tinggi. Berikut ini adalah contoh-contoh pengawet alami:

Padat
·         Gula merah
Selain sebagai pemanis gula merah juga bersifat mengawetkan seperti halnya gula tebu.
·         Garam
Garam merupakan pengawet alami yang banyak dihasilkan dari penguapan air laut. Ikan asin dapat bertahan hingga berbulan-bulan karena pengaruh garam.
·         Kunyit
Kunyit, selain sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai pengawet. Dengan penggunaan kunyit, tahu atau nasi kuning menjadi tidak cepat basi.
·         Kulit kayu manis
Di beberapa tempat di belahan Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pengawet karena banyak mengandung asam benzoat. Selain itu, kayu manis juga berfungsi sebagai pemanis dan pemberi aroma.
·         Cengkih
Cengkih merupakan pengawet alami yang dihasilkan dari bunga tanaman cengkih. Selain sebagai pengawet, cengkih juga berfungsi sebagai penambah aroma.

Cair
·         Gula tebu
Gula tebu memberi rasa manis dan bersifat mengawetkan. Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula pekat akan menjadi awet karena mikroorganisme sukar hidup di dalamnya.

Pengawet Buatan
Pengawet buatan ini ada berbagai macam, antara lain:

Padat
·         Benzoat
Benzoat banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.
·         Sulfit
Bahan ini biasa dijumpai dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit. Potongan kentang, sari nanas, dan udang beku biasa diawetkan dengan menggunakan bahan ini.
·         Propil galat
Digunakan dalam produk makanan yang mengandung minyak atau lemak dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis. Propil galat juga dapat digunakan sebagai antioksidan.
·         Garam nitrit
Garam nitrit biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit. Bahan ini terutama sekali digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti kue kering. Perkembangan mikroba dapat dihambat dengan adanya nitrit ini. Misalnya, pertumbuhan clostridia di dalam daging yang dapat membusukkan daging.

Cair
·         Asam asetat
Asam asetat dikenal di kalangan masyarakat sebagai asam cuka. Bahan ini menghasilkan rasa masam dan jika jumlahnya terlalu banyak akan mengganggu selera karena bahan ini sama dengan sebagian isi dari air keringat kita. Asam asetat sering dipakai sebagai pelengkap ketika makan acar, mi ayam, bakso, atau soto. Asam asetat mempunyai sifat antimikroba. Makanan yang memakai pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.
·         Propianat
Jenis bahan pengawet propianat yang sering digunakan adalah asam propianat dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain menghambat kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillus mesentericus yang menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawetan produk roti dan keju biasanya menggunakan bahan ini.
·         Sorbat
Sorbat yang terdapat di pasar ada dalam bentuk asam atau garam sorbat.  Sorbat sering digunakan dalam pengawetan margarin, sari buah, keju, anggur, dan acar. Asam sorbat sangat efektif dalam menekan pertumbuhan kapang dan tidak memengaruhi cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan.
Read More