Sabtu, 27 November 2010

| |
0 komentar
ALQUR’AN DAN IPTEK (BIOLOGI)

LATAR BELAKANG

Paradigma kemajuan Ilmu Pendidikan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, seringkali membuat manusia merasa bahwa dirinya melebihi kepintaran siapapun. Padahal, sungguh tak dapat dan tak boleh diragukan lagi bahwasanya, hanya Allah SWT lah yang pantas mengatakan dirinya paling pintar dan paling segalanya diatas bumi ini. Al Qur’an adalah salah satu bukti dari kedigdayaannya Allah SWT. Karena Segala Ilmu yang ada diseluruh Alam semesta semuanya telah dibahas di dalam Al Qur’an.

Al Qur’an sebagai kitab terakhir yang diwahyukan Allah SWT kebumi ini, disebut pula sebagai kitab penyempurna dan paling sempurna diantara kitab-kitab lain yang diturunkan sebelumnya. Maka selayaknyalah kita sebagai muslim menjadikan kitab Al Qur’an ini sebagai kitab panutan kita dalam segala tindakan, termasuk ketika kita mencari ilmu pengetahuan.

Seringkali para Ilmuan barat menjadikan beberapa teori para filsuf sebagai landasan teori bagi mereka, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Padahal bila diteliti lebih baik, teori-teori para filsuf itu, hanyalah sebuah teori dari hasil rasionalisasi otak manusia yang serba terbatas, kualitas dan kapasitasnya pun sulit dijamin 100 %.Dengan melihat kasus diatas, akan timbul sebuah pertanyaan besar dalam benak kita. Bahwa teori apakah yang bisa dijadikan pondasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan ?. Maka dengan pertanyaan tersebut, haruslah ada keterbukaan bagi para ilmuan untuk lebih jauh menelaah keterkaitan antara Al Qur’an dengan fenomena-fenomena ilmu pengetahuan. Dengan inipun penulis mencoba membahas beberapa keterkaitan antara Al Qur’an dan IPTEK khususnya dalam bidang ilmu BIOLOGI.


AL QUR’AN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Al Qur’an Sebuah Logika yang Mempunyai Prinsip dan Landasan

Sebenarnya ada beberapa ilmuan barat dan para ateis yang mempercayai dan mengegumi kebesaran Al Qur’an. Akan tetapi, sayangnya secara logika, mereka masih meragukan sumber aslinya. Allah SWT sendiri, Dzat yang menurunkan Al Qur’an telah mempergunakan berbagai macam dalil dan argumen untuk meghilangkan keraguan itu.

Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya dengan kebesaran Rabb, orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran, dan orang-orang yang meragukan ayat-ayat Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang memperoleh dan mengenyam pendidikan serta keilmuan tinggi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, apabila mereka mengenggap diri mereka sebagai pemikir yang ulung. Akan tetapi, pada hakikatnya, mereka itu adalah orang-orang kerdilyang dangkal pemikirannya. Mereka layaknya seperti orang kerdil yang mengalami pertumbuhan badan yang tidak sempurna pada salah satu anggota tubuhnya. Seperti, umpamanya, kepalanya besar sedangkan tubuhnya kecil dan pendek. Allah SWT pasti akan bertanya kepada mereka. Namun, sebelum kita menerangkan pertanyaan Allah SWT tersebut, maka terlebih dahulu ada pertanyaan yang akan menghadang mereka.

Para ilmuwan tersebut, meskipun sebenarnya mereka juga membutuhkan sesuatu yang bersifat spiritual, tetapi mereka akan merasa lebih “nyaman” apabila mereka mempergunakan logika dan pengetahuan mereka, pasti akan langsung menjawab, “Sebenarnya, terciptanya alam semesta ini sudah dimulai sejak jutaan tahun yang silam, yaitu manakala alam ini masih berbentuk satu gumpalan yang maha besar. Setelah itu, terjadilah peristiwa ledakan besar, atau yang lebih populer disebut sebagai big bang, di pusat gumpalan besar tersebut. Kemudian bagian-bagian gumpalan itu ber serakan di pelbagai arah. Dari peristiwa ledakan besar tersebut, maka mulai terbentuklah berbagai galaksi, susunan tata surya, matahari, planet, meteor, bintang-gemintang dan lain sebagainya. Sejak saat itu, yaitu setelah terjadinya ledakan besar tersebut, tidak pernah lagi terjadi suatu perubahan apapun pada alam semesta ini. Maka, mulailah bintang-bintang dan planet-planet berjalan pada rotasinya masing-masing.”

Setelah mendengarkan penjelasan tentang terjadinya alam semesta dan luar angkasa dari para ilmuwan tersebut, pada suatu kesimpulan bahwasanya para penganut paham materialisme itu secara tidak langsung telah mengambil pengetahuannya dari Al-Qur’an surat Yaasiin yang artinya sebagai berikut:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sam pai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagi bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan matahari tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Yaasiin: 38-40)

Ilmuwan yang tidak percaya kepada Rabb -Nya (ateis) menjelaskan. “Bumi yang kita tempati ini, “katanya, sebenarnya terus berkembang. Benda-benda angkasa, seperti bintang-bintang dan planet-planet lain, akan terus menjauhi bumi kita dengan tingkatan rata-rata yang selalu bertambah. Bahkan, ada bintang yang jaraknya dari bumi kita diukur dengan kecepatan rata-rata cahaya. Maka tidak heran, apabila ada beberapa benda angkasa yang tidak dapat kita lihat secara langsung. Oleh karena itu, kita harus membuat beberapa teleskop yang lebih besar dan handal dari yang sebelumnya hingga kita dapat mempelajari benda-benda angkasa tersebut secara intensif. Sebab, kalau kita tidak mengupayakannya sesegera mungkin, maka pada akhirnya kita akan kehilangan “kontak” dengannya.”

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak menge tahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu yang berpadu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.” (al-Anbiyaa: 30)

Semakin naik kelangit semakin sedikit kadar oksigen sehingga kita sesak bernafas.

"Barangsiapa dikehendaki Allah diberi petunjuk, niscaya Allah akan melapangkan dadanya untuk berserah diri (kepada Allah). dan barangsiapa yang dikehendaki sesat, maka Allah menjadikan dadanya sempit dan sesak seolah-olah ia naik kelangit" [Al An'am :125]

Dari siapakah Muhammad saw tahu kalau kita naik kelangit akan sesak nafas kita karena kekurangan oksigen? Ayat ini turun 14 abad yang lalu yang belum ada penelitian tentang langit.

BEBERAPA PEMBUKTIAN KETERKAITAN AL QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM BIDANG BIOLOGI
a. Teori Bigbang

Sesungguhnya kalimat “orang-orang yang kafir” pada ayat Al-Qur’an yang telah disebut di atas al-Anbiyaa: 30 ditujukan kepada para ilmuwan geologi, astronomi, dan ruang angkasa! Karena, setelah kalian memperoleh penemuan ilmiah yang amat menakjubkan ini, kemudian kalian persembahkan kepada umat manusia, tetapi – sayangnya – kalian belum dapat mengetahui siapa penciptanya?
Thomas Carliel pernah berkata, “Dengan berbagai ilmu pengetahuan yang kita miliki, ironisnya, kita sengaja melupakan Sang Pencipta dalam laboratorium penelitian kita ini.”
Maka, bagaimana mungkin Muhammad Rasul dan utusan Allah yang lahir di tanah padang pasir itu, akan terlebih dahulu mengetahui dan memahami penemuan ini sejak 1400 tahun yang silam, jikalau tidak ia memperoleh informasinya langsung dari Allah SWT, Dzat Pencipta ledakan besar tersebut?

b. Asal Usul Kehidupan

Menurut para ilmuan Biologi Anda asal usul ke hidupan di dunia ini. Sebenarnya, sejak milyaran tahun yang silam, bahan sel protoplasma (zat hidup pada tumbuhan dan hewan pen) pertama telah terbentuk di dasar laut. Setelah itu, berangsur-angsur terciptalah amuba (binatang bersel satu tanpa bentuk tetap, pen). Dan dari lumpur yang terdapat di dasar laut inilah berawal semua makhluk hidup dan kehidupan di dunia ini. Atau dengan kata lain, kehidupan di dunia ini berasal dari air, yaitu air laut.”
Para ilmuan telah menyatakan kepada khalayak ramai bahwa telah meneliti asal usul kehidupan di dunia ini. Akan tetapi, ironisnya, ia melupakan atau mungkin berpura-pura lupa – Sang Pencipta kehidupan itu, yaitu Allah.

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (al-Anbiyaa: 30)

Lebih dari itu, Allah telah menerangkan secara terperinci penjelasan ayat tersebut di atas pada surat lain yang berbunyi sebagai berikut:

“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(an-Nuur: 45)

Jika diperhatikan kalimat-kalimat dari ayat Allah tersebut di atas dengan seksama, maka kita akan memahami bahwasanya kalimat-kalimat tersebut di atas sepertinya memang sengaja ditujukan kepada , para ilmuwan, sebagai reaksi atas aliran skeptisme yang dianut selama ini. Dan sebenarnya, kalimat-kalimat pada ayat tersebut telah lama bergaung di daerah padang pasir sejak seribu empat ratus tahun yang silam.
Sesungguhnya, Allah dengan ayat- ayat ini, mengajak kita berdialog, “Mengapa kamu hai para ilmuwan tidak percaya kepada-Ku? Pada hakikatnya, kamulah sebagai pelopor yang menganjurkan orang lain untuk percaya kepada -Ku. Tetapi, malah sebaliknya, kamulah orang -orang yang pertama mengingkari keberadaan-Ku. Apakah yang melalaikanmu, hingga mata hatimu terpedaya untuk melihat kebenaran hakiki melalui perantaraan ilmumu?”

c. Angin membantu penyerbukan Tanaman.

Ilmu biologi modern mengemukakan bahwa sarana pernyerbukan/perkawinan tanaman ada beberapa macam. Ada penyerbukan dengan bantuan serangga semisal lebah dan kupu-kupu, ada juga yang menggunakan bantuan angin. Angin meniupkan spora-spora tanaman dan membawanya pada tanaman lain. 1400 tahun yang lalu Al Qur'an mengemukakan fakta ilmiah tersebut yang mana ilmu Biologi tentang hal ini baru diketemukan beberapa tahun yang lalu.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya. [Al Hijr (15):22].

d. Cita Rasa Ajaib Yang Berasal Dari Tanah

Semua hal yang Allah ciptakan sangat sempurna. Contohnya, sebuah pohon buah atau jenis pepohonan lainnya, memiliki tingkat kecerdasan tinggi yang bahkan hingga saat ini pengetahuan serta teknologi mana pun belum ada yang sanggup menandinginya.

Jika kita mencoba untuk membentuk dedaunan pohon tiruan, pastilah kita membutuhkan usaha yang keras, dan adalah hal yang mustahil bagi kita untuk menghasilkan rasa seperti yang dihasilkan oleh pepohonan tersebut. Belum ada satu pun penemuan yang bisa menumbuhkan buah dari tanah. Satu hal yang bisa dihasilkan saat ini adalah baunya. Kita bisa menghasilkan bebauan setelah melalui proses yang sulit di dalam laboratorium. parfum juga dihasilkan dengan cara ini. tetapi parfum sendiri tidak sepenuhnya menggunakan bahan tiruan tetapi menggunakan sari tumbuhan dengan bau yang begitu sedap, manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bau seperti yang dihasilkan pepohonan atau tanaman , apapun jenis teknologi dan pengetahuan yang ada saat ini. Untuk itulah pepohonan memiliki tingkat kecerdasan, pengetahuan dan teknologi yang tidak bisa dimiliki manusia.

Hanya ada satu penjelasan dari situasi ini : Allah Yang Maha Perkasa, yang memiliki kesempurnaan dan kebijaksanaan tinggi, pengetahuan tak terbatas, dan kekuatan untuk menciptakan pepohonan. Salah satu tugas dari pepohonan adalah menyediakan buah untuk manusia dan mereka memenuhi tugas tersebut dengan sangat sukses, semenjak pertama kali Allah menciptakan mereka. mereka menyediakan hal yang paling lezat dan sedap yang bisa dimakan dari sesuatu yang tidak sedap seperti tanah. Allah menyatakan dalam ayat :

"Dan suatu tanda (kebesaran ALLAH) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari itu (biji-bijian) itu mereka makan. Dan Kami Jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami Pancarkan padanya beberapa mata air, agar mereka dapat makan buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? (Surat Ya Sin 33-35)

e. Tiga kegelapan yang dilalui bayi dalam kandungan.

"Allah menciptakan kamu didalam perut Ibu mu tahap kejadian demi tahap kejadian didalam gelap yang tiga". [Az Zumar(39):6]

Perlu diketahui bahwa bayi yang terdapat dalam rahim ibunya di lindungi oleh tiga lapisan selaput halus tapi kuat. selaput itu adalah Amnion membrane, Decudea membrane, dan Chorion membrane. Dokter itu terpesona karena mengetahui ayat itu turun 14 abad yang lalu, disaat bangsa Eropa dan amerika tenggelam dalam kebodohan. Dari mana! Muhammad saw tahu bahwa dalam rahim ada tiga kegelapan yang harus di lewati si bayi, yaitu tiga selaput membrane tersebut?

f. Bangun Dari Tidur Adalah Karena Kehendak Allah

Sebagaimana diungkapkan dalam Al Quran, setiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan mati. Kematian akan datang di waktu yang tidak terduga. Waktu kematian setiap manusia – tahun, bulan, hari, jam, dan detik – telah diputuskan dalam Pandangan Allah yang Maha Besar. Tidak ada cara untuk mempercepat atau menunda datangnya kematian. Allah akan mengambil kembali jiwa kita dengan cara yang dikehendakiNya, menggunakan sebab yang natural seperti sakit untuk beberapa orang, kecelakaan lalu lintas untuk yang lain, atau usia lanjut dan lain sebagainya. Dan jika Dia telah berkehendak, kematian pun dapat datang di saat kita tertidur.

Dalam Al Quran, Allah yang Maha Besar mengungkapkan:

“Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surat Al-An’am ayat 60)

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa tidur merupakan salah satu jenis “Kematian”. Allah mematikan kita dalam tidur dan membangunkan kita lagi ketika Dia menghendakinya. Tetapi ketika kita tidur, tidak ada jaminan bahwa kita akan bangun kembali. Beberapa orang ditakdirkan untuk mati dalam tidurnya. Allah mengambil jiwa orang-orang yang dikehendaki-Nya ketika mereka tertidur, dan mengizinkan yang lain untuk bangun kembali di waktu yang ditentukan:

“Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur, maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. (Surat Az-Zumar ayat 42)


Kita bangun dari tidur karena kehendak Allah. Ada orang yang memasang jam alarm untuk bangun di waktu yang ditetapkan. Ada yang menganggap bahwa dia akan terbangun setelah mendengar alarm berbunyi. Tetapi kenyataannya hanya Allah, Tuhan semesta alam, Yang membuat alarm berbunyi. Yang mengizinkan kita untuk mendengarnya, Yang mengembalikan jiwa kita dan kepada-Nya semua rasa syukur berpulang.

g. Gambar Embrio Buatan Haeckel Adalah Pemalsuan

Dalam bukunya tahun 1868 Natürliche Schöpfungsgeschichte (Sejarah Penciptaan Alamiah) Ernst Haeckel menjelaskan bahwa ia telah membuat berbagai macam perbandingan menggunakan embrio manusia, monyet dan anjing. Gambar-gambar yang ia hasilkan berupa embrio-embrio yang hampir serupa. Berdasarkan gambar-gambar ini, Haeckel lalu menganggap bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut memiliki asal-usul yang sama.

Tetapi keadaan sebenarnya sangatlah berbeda. Haeckel telah membuat gambar hanya dari sebuah embrio, dan kemudian membuat embrio manusia, monyet dan anjing dari gambar tersebut dengan melakukan perubahan-perubahan yang sangat kecil. Dengan kata lain, hal tersebut adalah sebuah kebohongan.
Itulah yang dikemukakan sebagai “karya ilmiah” (!) yang dikutip oleh Darwin sebagai rujukan dalam bukunya The Descent of Man (Garis Keturunan Manusia). Pada kenyataannya, sebagian orang telah menyadari bahwa gambaran Haeckel adalah sebuah penyimpangan bahkan sebelum Darwin menulis bukunya. Menyusul pemaparan kebohongan tersebut, Haeckel sendiri telah mengakui kebohongan ilmiah besar yang telah ia lakukan.

Walaupun penipuan itu telah terbongkar, Darwin dan para pakar biologi yang mendukungnya terus menganggap gambar-gambar Haeckel sebagai sumber rujukan. Dan itu semakin membuat Haeckel bersemangat. Pada tahun-tahun berikutnya dia membuat serangkaian gambar perbandingan embrio selanjutnya. Ia menyajikan gambar-gambar yang menunjukkan embrio-embrio ikan, salamander (sejenis kadal amfibi), kura-kura, ayam, kelinci, dan manusia secara berdampingan. Sisi yang layak dicermati tentang hal ini adalah bagaimana embrio-embrio dari makhluk-makhluk hidup yang berbeda ini pada awalnya sangat menyerupai satu sama lain dan secara bertahap berubah menjadi semakin berbeda seiring proses perkembangannya.

Kemiripan antara embrio manusia dengan embrio ikan pada khususnya sungguh sangatlah mencolok. Begitu hebatnya sehingga “insang” bohongan dapat terlihat pada gambar embrio manusia, sebagaimana terlihat pada embrio ikan. Dengan kedok ilmiah yang dia berikan pada gambar-gambar ini, Haeckel mengajukan “ teori rekapitulasi”nya: Ontology Repeats Phylogeny (Ontologi Mengulangi Filogeni). Arti dari slogan itu adalah sebagai berikut; menurut Haeckel, selama proses perkembangan yang dialami di dalam telur atau rahim induk, semua makhluk hidup mengulang “sejarah evolusi” spesiesnya, dari awal permulaan sekali. Sebagai contoh, embrio manusia di rahim ibu pertama-tama menyerupai ikan dan kemudian, pada minggu-minggu berikutnya, menyerupai salamander, reptil dan mamalia, dan pada akhirnya “berevolusi” menjadi manusia.


Pada tahun 1900-an ahli embriologi Inggris Michael Richardson meneliti embrio vertebrata dengan mikroskop dan menyimpulkan ketidakmiripan dengan gambaran Haeckel. Menindaklanjuti penelitian mereka, Richardson dan timnya menerbitkan foto-foto asli embrio-embrio di jurnal Anatomy and Embryology terbitan Agustus 1997. Terlihat bahwa Haeckel telah mengambil bermacam-macam rancangan pola dan mengubahnya dengan berbagai cara agar embrio-embrio tersebut menyerupai satu sama lain. Dia menambahkan organ-organ khayalan pada embrio, menghilangkan organ dari embrio yang lain dan menggambarkan embrio-embrio yang berbeda ukuran sebagai embrio yang memiliki skala sama. Celah yang digambarkan Haeckel sebagai insang pada embrio manusia nyatanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan insang. Celah itu sebenarnya adalah saluran telinga bagian tengah dan permulaan dari kelenjar paratiroid dan kelenjar timus. Embrio-embrio tersebut pada kenyataannya sama sekali tidak menyerupai satu sama lain. Haeckel telah membuat segala macam pengubahan pada gambaran-gambarannya.

Tidak hanya Haeckel telah menambahkan atau menghilangkan ciri-ciri, papar Richardson dan rekan-rekannya, tetapi ia juga telah memalsukan ukurannya untuk membesar-besarkan kemiripan antara spesies-spesies, bahkan ketika terdapat perbedaan 10 kali lipat dalam ukuran. Haeckel lebih lanjut mengaburkan perbedaan dengan cara tidak menamai spesies dalam kebanyakan kasus, seolah-olah satu sampel cukup akurat untuk mewakili seluruh kelompok hewan. Dalam kenyataannya, Richardson dan rekan-rekannya mencermati, bahkan embrio-embrio yang berkerabat dekat seperti embrio-embrio ikan sedikit berbeda dalam tampilan dan alur perkembangannya. “Sepertinya, itu (gambar-gambar Haeckel) menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal dalam bidang biologi,”

KESIMPULAN

Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam hal keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan dan isi dari kitabnya tersebut.

Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka, hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh manusia.

Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal tiu jangan sampai menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.

Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam yang telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak dapat diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.

“MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMNANYA”



DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul Karim
Arifin, Bey, 1991, Mengenal Tuhan, Srabaya : PT Bina Ilmu
Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta : Pustaka An-naba
Harun yahya, 2010. http://www.harunyahya.com
Rini Aisyah, 2006. http://islam-ku.blogspot.com
Read More